HEALTH AT WORK: Kerja Sehat, Kerja Selamat

Fact News
4 min readApr 28, 2021

--

  • Ada apa sih di tanggal 28 April?

Yup, tanggal 28 April bukanlah hari yang biasa-biasa saja. Selain diperingati sebagai hari puisi, hari ini diperingati sebagai hari keselamatan dan kesehatan kerja dunia atau lebih dikenal dengan istilah kerennya yaitu World Day for Safety and Health at Work. Hari besar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai prosedur kerja yang aman dan sehat serta menyuarakan pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan (United Nation, n.d.).

Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya kalau kita tahu dulu tentang definisi dari tempat kerja yang sehat (healthy workplace). Menurut WHO (2010), healthy workplace adalah tempat dimana pekerja dan manajer bekerja sama untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan, keamanan, dan well-being seluruh pekerja serta menjaga keberlanjutan dari tempat kerja tersebut.

  • Lah, terus buat apa keselamatan dan kesehatan pekerja dijamin? Bikin capek perusahaan aja!

Eits, tenang dulu. Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja bukan hanya demi keuntungan para pekerja saja. Ada 3 alasan utama untuk menjamin health at work (Healthy workplaces: a model for action, 2010). Pertama, menjamin hak manusia sesuai dengan deklarasi keamanan dan kesehatan lingkungan kerja di Seoul pada tahun 2008. Kedua, meningkatkan produktivitas jangka panjang. Ketiga, sebagai bentuk menaati peraturan ketenagakerjaan, baik nasional maupun internasional.

  • World Day Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2021 Ada Campaign-nya loh!

International Labour Organization (ILO) mengadakan campaign Anticipate, Prepare and Respond to Crises” untuk Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia Tahun 2021. Fokus tersebut bermula sejak munculnya pandemi COVID-19 sebagai krisis global yang memberikan dampak cukup luas. Hampir seluruh aspek dunia kerja terdampak pandemi COVID-19, mulai dari risiko penularan virus di tempat kerja sampai risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang muncul dari upaya mitigasi penyebaran virus. Krisis ini menjadi tantangan baru bagi pemerintah, pengusaha, pekerja, dan masyarakat, serta pengaruhnya terhadap dunia kerja. Dengan demikian, fokus Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia 2021 bertujuan untuk menyebarluaskan kesadaran mengenai K3 yang melindungi kehidupan dan mata pencaharian. Selain itu, fokus ini juga menyerukan bahwa diperlukan sumber daya yang cukup kuat untuk mencegah dampak dengan lebih baik, mengatasi tantangan, memberikan ketahanan pada dunia kerja, dan secara tidak langsung memengaruhi kesehatan masyarakat secara positif.

  • Yuk Simak Salah Satu Fenomena Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang Terjadi Baru-baru Ini!

Kita dapat melihat fenomena penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang terjadi kepada para tenaga kesehatan pandemi Covid-19. Berdasarkan Buku Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era COVID-19, rasio kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia termasuk tinggi dibandingkan negara lain. Bahkan, dilansir dari Kompas.com, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan tingkat kematian tenaga medis di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia dilihat berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi. Per tanggal 27 Januari 2021, terdapat total 647 tenaga kesehatan dan petugas medis yang wafat akibat terinfeksi COVID-19.

Salah satu penyebab tingginya rasio kematian tenaga kesehatan di Indonesia adalah kurang optimalnya standar dan protokol perlindungan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akhirnya mengeluarkan buku pedoman standar agar tenaga kesehatan dapat lebih terlindungi khususnya saat praktik sehari-hari. Dikatakan bahwa kita harus melakukan “Medical Safety and Protection” bagi tenaga medis untuk tetap dapat melakukan pelayanan kesehatan, tetap terlindungi dan terjamin keselamatannya sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko tertular COVID-19 ini.

Upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit salah satunya dengan pemberian Alat Pelindung Diri (APD). Pengawasan bukan hanya dilakukan kepada mesin dan peralatan saja, tetapi dilakukan juga pada manusia atau tenaga kerjanya. Hal ini dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu produksi. Bahkan, kecelakaan kerja yang sampai berdampak meninggal dapat ditimbulkan oleh manusia sebagai tenaga kerja (Harwanti, 2009).

  • Pentingnya Health at Work

Pada bagian sebelumnya, telah dipaparkan definisi dan fenomena mengenai kesehatan dalam lingkungan pekerjaan.Tetapi, sebenarnya kenapa, sih, kesehatan dalam lingkungan kerja ini penting untuk diterapkan? Manfaat dari penerapan lingkungan kerja yang sehat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerja dan sisi pengelola.

Dari sisi pengelola, penerapan lingkungan kerja yang sehat dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja mereka. Selain itu, hal ini dapat mengurangi ketidakhadiran dan meningkatkan keterlibatan pekerjaan dari masing-masing orang. Karena jika dilihat dari sisi pekerja, penerapan lingkungan kerja yang sehat dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental, memperbesar kemungkinan pekerja memiliki gaya hidup yang sehat, dan memperbesar kemungkinan pekerja untuk dapat menikmati hidup, baik di dalam maupun di luar tempat kerja (Healthy Workers, 2013).

Penerapan lingkungan kerja yang sehat juga dapat meningkatkan well-being pekerja dan pengelola. Pada penelitian yang dilakukan oleh Paramitta & Putra (2020), terbukti bahwa terdapat hubungan positif antara psychological well-being dengan work engagement, yaitu semakin tinggi tingkat psychological well-being seseorang, maka semakin tinggi pula keterlibatannya terhadap pekerjaan.

  • Penutup

Sudah sepantasnya lingkungan kerja dapat memberikan dampak yang positif kepada setiap pekerja dan pengelolanya. Dengan diterapkannya lingkungan kerja yang sehat, dampak positif tersebut akan lebih mudah untuk dicapai. Maka dari itu, marilah kita aktif untuk saling membantu dalam upaya mencapai lingkungan kerja yang sehat!

DAFTAR PUSTAKA

Workers, H. (2013). Healthy workers initiative. Retrieved April 26, 2021, from http://www.healthyworkers.gov.au/internet/hwi/publishing.nsf/Content/why

Healthy workplaces : a model for action. (2010). Healthy workplaces : a model for action. Who, 1–32.

Harwanti, N. (2009). PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN BAGI TENAGA KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA, 3–4. Retrieved 23 April 2021, from https://core.ac.uk/download/pdf/12349837.pdf.

Media, K. (2021). IDI: Kematian Tenaga Medis Indonesia 3 Besar di Dunia. KOMPAS.com. Retrieved 23 April 2021, from https://nasional.kompas.com/read/2021/01/28/15003431/idi-kematian-tenaga-medis-indonesia-3-besar-di-dunia.

Paramitta, A., & Putra, A. (2020). Philanthropy Journal of Psychology. Work Engagement Ditinjau Dari Psychological Well-being Pada Karyawan PT. Sumatera Berlian Motors.

Productivity Commission. (2006). Australia’s health workforce. Productivity Commission, Government of Australia Research Reports.

TIM MITIGASI DOKTER INDONESIA. (2021). PEDOMAN STANDAR PERLINDUNGAN DOKTER DI ERA COVID-19 (1st ed., pp. 2–6). Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

United Nation. (n.d.). World Day for Safety and Health at Work. https://www.un.org/en/observances/work-safety-day

--

--

Fact News
Fact News

Written by Fact News

Dept. Kajian Strategis BEM Kema Fapsi Unpad 2022 Kabinet Oragastra

No responses yet